Senin, 04 Februari 2013

RESENSI NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH

Novel Ketika Cinta Bertasbih sangat banyak sekali peminatnya setelah dikeluarkannya film dengan judul "Ketika Cinta Bertasbih" di televisi swasta di Indonesia.novel ini memang sangat laris dipasaran dan menjadi bestseller pada jenisnya. Jadi yang belum membelinya bisa membaca Resensi Novel Ketika Cinta Bertasbih ini :

RESENSI NOVEL KETIKA CINTA BERTASBIH

Budaya Percintaan dalam Novel Cinta bertasbih
(Resensi)

IDENTITAS BUKU
  • Judul : Ketika Cinta Bertasbih
  • Penulis : Habiburrahman El Shirazy
  • Penerbit : Republika-Basmalah
  • Tahun terbitan : 2007
  • Dimensi : 20,5 cm x 13,5 cm
  • Tebal : 477 halaman
A. Sinopsi novel.
               Azzam adalah seorang pemuda sederhana yang memilih untuk menuntut ilmunya di Kampus Al Azhar, Cairo. Azzam dikenal sebagai sosok yang tegas dan dewasa. Dia sangat memegang teguh prinsip-prinsip Islam dalam kehidupan sehari-harinya. Di kalangan teman-temannya pun Azzam menjadi panutan dan sosok yang bisa diandalkan.
               Setelah bapaknya meninggal, sebagai anak tertua dalam keluarganya, dialah yang menanggung kehidupan keluarganya di Solo. Oleh karena itu, selain sebagai mahasiswa, dia juga bekerja keras sebagai pembuat tempe dan bakso untuk menghidupi ibu dan adik-adik perempuannya di Indonesia serta kehidupannya sendiri di Cairo. Bahkan Azzam, rela meninggalkankuliahnya untuk sementara dan lebih berfokus untuk mencari rezeki. Meski terkadang ada rasa iri melihat teman-teman satu angkatannya yang sudah terlebih dahulu lulus, bahkan ada yang hampir menyelesaikan S2-nya tapi Azzam segera sadar kalau dia tidak sama dengan teman-temannya yang lain. Azzam lebih dikenal sebagai tukang tempe di kalangan mahasiswa Indonesia yang sedang kuliah di Al Azhar.

              Azzam juga sering mendapatkan undangan dari duta besar Indonesia yang ada di Mesir untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pada acara-acara kebesaran. Jadi, selain terkenal di kalangan mahasiswa sebagai tukang tempe, Azzam juga terkenal di kalangan para duta besar.
              Saat bekerja itulah Azzam mengenal sosok Eliana. Eliana adalah sosok yang sempurna secara fisik. Putri duta besar, cantik, dan salah seorang lulusan Universitas di Jerman. Akan tetapi, prinsip-prinsi keislaman yang Azzam pegang teguh membuat Azzam mampu menepis perasaannya.
               Saat bekerja juga Azzam secara tidak sengaja bertemu dengan Anna Althafunnisa. Dialah perempuan yang memikat hatinya dan hendak ia lamar. Namun, status sosialnya membuat Azzam ditolak. Yang lebih mencengangkan Azzam adalah Anna justru menerima lamaran dair Furqan, sahabat Azzam sendiri yang memiliki status sosial lebih tinggi daripada Azzam.
              Pernikahyan Anna dan Furqan berlangsung dan mereka hidup dengan baik. Begitu juga pada Azzam, setelah Anna menikah, ibunya menyuruh agar Ia segera mencari pasangan hidup, dan Azzam pun mencari pendampingnya. Banyak wanita yang sudah dilamarnya, tapi selalu ada saja yang tidak cocok untuk dirinya, hingga suatu saat lamaran diterima seorang wanita dan hampir terjadi akad, harus terputus karena suatu kecelakaan yang menyebabkan Ibunya meninggal dan Ia lumpuh untuk beberpa waktu yang cukup lama.
               Selam 6 bulan Anna dan Furqan dalam kehidupannya yang baik saja, dan saat itu juga hubungan mereka retak, Furqan menceritakan pada Anna bahwasanya dia sudah tidak perjaka lagi sebelum menikah dengan Anna dan dipastika terkena HIV dan karena itu juga Ia tidak pernah menyentuh Anna, sehingga akhirnya Ia terpaksa memberi kebebasan untuk Anna (cerai).
               Kembalilah Anna pada orang tuanya,. Azzam yang lumpuh setelah kecelakaan itu telah sembuh seperti semula, Ia mendatangi kiai Lutfi mohon bantuan mencarikan jodoh yang tepat sesuai permintaan Ibunya dulu. Kiai Lutfi lalu menceritakan seorang wanita yang dicerai suaminya karena suatu hal dan wanita itu masih perawan, yang diharapkan kiai Lutfi sendiri agar dapat diterima Azzam. Tanpa disadari Azzam Ia menerima tawaran Kiai Lutfi, agar menerima wanita itu menjadi istrinya, Azzam sangat senang begitu tahu kalau wanita yang diceritakan itu adalah orang yang pernah dicintainya yaitu Anna Althafunnisa, begitu juga sebaliknya Anna sangat senang karena Ia juga menjadi istri dari orang yang dulu sangat diharapkannya, atau cinta pertamanya.
              Setelah sebulan pernikahan Anna dengan Azzam, tiba-tiba Furqan kembali menghubungi Anna dan membawa rujukan, dan Ia menceritakan bahwa Ia tidak terkena HIV. Tapi semua sudah terjadi Anna dan Azzam sudah bahagia, dan mereka mendoakan agar Furqan menemukan pasangan hidup yang cocok untuk nya.


B. Unsur-unsur intrinsik novel

1 .Tema :
  • Perjuangan hidup untuk mengapai kebahagiaan.
  • Seorang pemuda rela mengorbankan waktu belajarnya demi mencari uang untuk menghidupi keluarganya.

2. Tokoh
  • Tokoh Utama : Khairul Azzam
  • Pembantu : Anna Althafunnisa , Eliana Alam , Furqan Andi Hasan
  • Piguran : Ayatul Husna , Muhammad Ilyas , Furqan Andi Hasan , Ibu Azzam , Kiai Lutfi , Pak Ali ,Eliana Alam , Pak Alam , Nasrul

3. Penokohan :
  • Khairul Azzam ; sederhana, pekerja keras, bertanggung jawab, sholeh.
  • Anna Althafunnisa ; lembut, sholehah, cerdas.
  • Furqan Andi Hasan ; cerdas, bijak
  • Eliana ; supel, hedonis, cerdas.
  • Kiai Lutfi ; Seorang Ayah yang sangat bertanggung jawab atas perbuatannya dan dapat menjadi panutan bagi masyarakat.
  • Ayatul Husna ; Gadis yang sangat menyayangi keluarganya dan menjadi perantara yang mempertemukan Anna dengan Azzam ketika di Indonesia
  • Pendukung lainnya.

4. Alur
Alur maju, karena dimulai dengan awal pertemuan Anna Althafunnisa dengan Azzam, yang mana mereka telah melewati liku-liku kehidupan hingga akhirnya mereka menikah.

5. Latar
Kairo, Mesir, Cleopatra, Indonesia, Desa Kartasura, Desa Wangen jawa.

6. Sudut Pandang
Sudut pandang orang ketiga

6. Gaya bahasa.
Gaya Bahasa : Personifikasi

7. Amanat .

  • Seorang pemuda rela mengorbankan waktu belajarnya demi mencari uang untuk menghidupi keluarganya
  • Terkadang cinta tidak harus memiliki
  • Kesempatan harus dimanfaatkan sebaik mungkin, tidak perlu takut akan resiko. Karena
  • resiko membuat kita lebih matang untuk melangkah maju.
  • Setiap ada kemauan, pasti ada jalan.
  • Sesama muslim adalah saudara, yang saling peduli.
  • Sayangilah dirimu, beri ia kesempatan untuk menjadi yang semestinya ia inginkan.
  • Pilihan itu ada, namun tergantung siap atau tidak kita menanggung resiko dari pilihan yang kita itu.
  • Teguh pendirian, rela berkorban adalah kunci sukses masa depan.
  • Lebih baik diam, daripada berbicara yang tidak perlu.
  • Buah pengorbanan lebih berharga daripada sesuatu yang dengan mudah di dapat tanpa pengorbanan.
  • Cinta yang haqiqih adalah cinta yang berdasarkan pilihan hati, bukan hanya karena nafsu ingin memiliki.

C. Keunggulan dan kelemahan novel.

1. Keunggulan novel

  • Novel ini menghadirkan kisah percintaan bukan sekedar terhadap lawan jenis tapi jauh mengungkapkan kecintaan terhadap Allah.
  • Merupakan salah satu novel pembangun jiwa yang penuh akan makna.
  • Gaya bahasa yang ringan dan alur cerita yang mudah dimengerti membuat pembaca seakan dapat melihat apa yang ingin diperlihatkan penulis novel.
  • Sarat akan pengetahuan.
  • Kata-katanya santun dan mudah di pahami.
  • Kertas novel menggunakan kertas quarto yang bagus dan bersih.
  • Perwatakan tokoh mudah dimengerti, dan di gambarkan jelas.


2. Kelemahan novel.

  • Cover yang dengan foto Masjid Al-Munawarah, hanya menggambarkan latar / tempat cerita itu berlangsung, belum keseluruhan isi novel.
  • Untuk novel dengan pengarang yang sama dan konsep yang sama pula, latar yang dipilih kurang variatif.


D. Kesimpulan
Novel percintaan yang satu ini pantas di baca oleh siapa saja. Sesuai dengan konsepnya, yaitu novel pembangun jiwa, novel ini dapat memberikan semangat pada jiwa untuk lebih bersyukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. selain itu, novel ini penuh dengan ilmu pengetahuan yang akan memperluas wawasan kita terhadap dunia.

Materi dari : http://nikmannasir.blogspot.com/2011/08/resensi-novel-ketika-cinta-bertasbih.html , Resensi : Budaya Percintaan dalam Novel Cinta bertasbih

Mungkin itu dulu mengenai resensi novelnya semoga bermanfaat :)

sumber : http://www.wayankatel.com

0 komentar: